KOMPAS.TV - Rencana pemerintah menaikkan harga tiket Candi Borobudur memicu kontroversi, namun harga tiket masuk pelataran kawasan Candi Borobudur tetap Rp 50.000 per orang.
Pemerintah berencana menetapkan tiket naik ke bangunan Candi Borobudur.
Rp 750.000 untuk wisatawan dalam negeri, 100 dollar Amerika Serikat atau Rp 1,4 juta untuk wisatawan mancanegara, sedangkan untuk pelajar Rp 5.000.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pengunjung yang naik ke Candi Borobudur juga akan dibatasi 1.200 orang per hari.
Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menampik kenaikan harga tiket Borobudur karena komersialisasi.
Sandiaga Uno menegaskan, kenaikan harga tiket terkait upaya konservasi pelestarian Borobudur.
Baca Juga Polemik Harga Tiket Candi Borobudur: Umat Buddha Minta agar Dikembalikan Jadi Tempat Ibadah di https://www.kompas.tv/article/296305/polemik-harga-tiket-candi-borobudur-umat-buddha-minta-agar-dikembalikan-jadi-tempat-ibadah
Ketua DPD Asita Daerah Istimewa Yogyakarta, Hery Setyawan berharap perubahan harga tiket naik Candi Borobudur dilaksanakan secara bertahap.
Sebagian masyarakat menolak rencana naiknya harga tiket Borobudur.
Mereka khawatir, hal ini akan berpengaruh pada keinginan masyarakat untuk ke situs bersejarah.
Menurut Guru Besar Ilmu Sejarah, Universitas Gajah Mada, Sri Margana alasan pembatasan pengunjung dengan menaikkan harga tiket, tidak ada hubungannya dengan upaya pelestarian Borobudur.
Konservasi sebagai upaya penyelamatan Candi Borobudur mutlak dilakukan.
Namun fungsi edukasi harus tetap dijaga dengan menetapkan harga tiket yang terjangkau.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/296311/sandiaga-uno-tepis-harga-tiket-borobudur-untuk-komersialisasi-begini-tegasnya