TEMANGGUNG, KOMPAS.TV - Muhammad Nayaka Apta, 12, adalah anak yang kreatif dan terampil. Anak kedua dari pasangan Handoko dan Nurjanah tersebut mampu menyulap limbah kardus dan triplek bekas yang berserakan di rumahnya menjadi miniatur truk oleng yang bernilai jual. Apta, sapaanya, mengaku mulai membuat miniatur truk pada 2020 silam bertepatan dengan kebijakan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran secara daring.
Merasa memiliki banyak waktu luang, Apta secara otodidak belajar membuat miniatur truk dari menonton video tutorial yang ada di youtube. "Awalnya buat bis terus lama-lama buat truk," ujar Apta saat ditemui di rumahnya di Dusun Klumpit, Desa Nampirejo, Kecamatan Temanggung.
Siswa SD Muhammadiyah Temanggung yang baru saja lulus tersebut lantas menjelaskan proses pembuatan miniatur truk oleng dari awal. Dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan seperti kardus, karton, lem, cutter, penggaris dan lain-lain. Setelah alat dan bahan disiapkan, siapkan desain truk yang akan dibuat.
"Bagian yang paling sulit saat merakit lampu," akunya. Hingga saat ini Apta mengaku sudah membuat 20 miniatur truk dengan berbagai model. Truk-truk tersebut tidak ia simpan sendiri. Melainkan dijual juga jika ada pembeli yang berminat. Bahkan, ia mengau telah berhasil menjual sekitar 15 truk. "Kalau ada yang minat biasanya dijual," ujarnya.
Harga satu buah truk dengan aksesoris lengkap seperti lampu dan stiker biasa dijual di kisaran Rp 400 hingga 500 ribu. Sedangkan bagi truk yang polosan dijual dengan harga Rp 300 ribu. Kedua orangtua Apta tidak menyangka anaknya bisa membuat kerajinan tangan semacam itu. Diceritakan, mereka awalnya keheranan tentang apa yang Apta sedang lakukan lantaran beberapa kali mendapatinya sedang serius dengan perkakas-perkakasnya.