Hari Raya Idulfitri tinggal beberapa jam lagi. Seluruh umat Islam bergembira menyambut hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa. Namun, perayaan Idulfitri kali ini akan sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tak lain karena wabah virus korona (covid-19) yang belum mereda.
Meski wabah ini menunjukkan adanya tanda-tanda pelambatan, umat Islam di Tanah Air kecil kemungkinan bisa merayakan dengan meriah dan bisa bersilaturahmi dengan kerabat di tengah kekhawatiran gelombang infeksi korona.
Mengenai wacana pelonggaran, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengatakan supaya bisa berdamai dengan situasi seperti sekarang ini. Wapres Ma'ruf Amin pun menanggapi maksud jokowi tersebut. Ia mengatakan akibat pandemi ini ekonomi sangat terdampak dan luas sekali. PHK pun juga begitu besar, pertumbuhan ekonomi kita di kuartal pertama sudah turun dan hanya sampai 2,97 persen.
"Kita juga belum tahu nanti pertumbuhan seperti apa. Makanya kita ingin bagaimana menahan, tentu harus ada yang digerakkan. Makanya ada ide relaksasi yang muncul. Tapi tentu agar ide relaksasi tidak merusak apa yang kita sudah lakukan. Saya menyebutnya improvisasi. Ini bisa dilakukan kalau sudah terkendali. Bukan hilang atau habis. Terkendali artinya kasus covid-19 tidak naik, tapi pelan-pelan turun sehingga kebijakan relaksasi itu tidak membahayakan." kata Wapres Ma'ruf Amin dalam wawancara khusus Newsmaker Medcom.id
Ma'ruf Amin menyebut Presiden menunda supaya relaksasi dilakukan setelah Lebaran. Diperkirakan dalam setengah bulan (ke depan). Setengah bulan ini diupayakan supaya pandemi ini terkendali sehingga tidak terjadi lonjakan-lonjakan. Apabila itu tidak terkendali, kita balik ke awal lagi kemudian memperpanjang musim pandemi. Yang sudah terkendali diperkuat jangan sampai turun dan yang belum diupayakan terkendali. Baru kita masuk ke langkah relaksasi dan improvisasi.
Soal Wacana Pelonggaran PSBB, Ini Jawaban Wapres Ma'ruf Amin