JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja akibat pandemi, Tjipinang Food Station, justru mempekerjakan ratusan karyawan yang sebelumnya terdampak PHK.
Tjipinang Food Station merupakan salah satu BUMD penyedia paket sembako untuk program bantuan sosial.
Selalu ada untung di tengah kebuntungan. Ini yang dirasakan para pekerja yang saat ini bekerja di Tjipinang Food Station.
Di tengah banyak perusahaan lain ramai-ramai merumahkan karyawannya, badan usaha milik pemerintah provinsi DKI Jakarta ini malah menambah karyawan karena besarnya target yang harus dikejar untuk penyaluran bantuan bahan pokok.
Gudang Tjipinang Food Station, sejak awal april 2020 sudah dipenuhi pekerja.
Tangan-tangan sibuk pekerja yang tadinya menanganggur karena di PHK, kini bisa berkarya lagi, mencari uang agar dapur tetap ngebul.
Imam salah satunya. Rasa syukur tak henti-hentinya diucapkan karena ia bisa terlibat dalam pekerjaan pengepakan sembako ini.
Jam kerjanya pun dirasa tak memberatkan.
Ia mulai bekerja dari jam 7 pagi hingga 3 sore.
Setiap shift diisi oleh 10 orang pekerja, yang harus menyelesaikan target harian pengepakan bantuan sembako.
Soal gaji tak usah ditanya, bisa mendapat pekerjaan di tengah kondisi seperti ini saja sudah suatu mukjizat.
Upah yang diterima pekerja cipinang food station, kalau dibandingkan dengan upah minimum provinsi DKI Jakarta, tak jauh berbeda.
Upah minimum provinsi 2020 sekitar 4,2 juta rupiah.
Kalau dibagi 30 hari kerja adalah sekitar 142.544 rupiah.
Artinya, upah harian yang diterima pekerja lepas di gudang Tjipinang Food Station, berada pada rata-rata UMP DKI Jakarta.
Saat ini tjipinang food station menambah 200 karyawan, sehingga total ada 500 karyawan mengejar target 3 juta paket bantuan sembako yang harus segera didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Tak lupa, protokol kesehatan juga tetap diutamakan di tengah kejar tayang pengepakan sembako.