BANJAR, KOMPAS.TV - Tradisi bagarakan sahur, begitulah Masyarakat Kota Martapura menyebutnya, untuk membangunkan sahur yang dilakukan warga secara besar- besaran melibatkan ribuan masyarakat, rutin dilaksanakan setiap malam 20 Ramadan setiap tahunnya.
Uniknya, usai pelaksanaan bagarakan sahur di malam 20 Ramadan, masyarakat Kota Martapura tak akan lagi melakukan membangunkan sahur dengan cara menggunakan alat musik dan sebagainya karena sejak malam 21 Ramadan hingga akhir warga akan berfokus ibadah 10 malam terakhir.
Baca Juga Semarak Final Lomba Bacatuk Dauh, Festival Menabuh Bedug Tradisi Warga Martapura di https://www.kompas.tv/article/397999/semarak-final-lomba-bacatuk-dauh-festival-menabuh-bedug-tradisi-warga-martapura
Kegiatan bagarakan sahur ini pertama kali digagas oleh barisan pemadam kebakaran, lima tahun silam, namun semakin kreatifnya para relawan kebakaran ini menggelar bagarakan sahur dalam dua tahun terakhir, kegiatan ini bahkan diikuti ribuan warga dari berbagai elemen masyarakat.
"Sangat puas karena antusiasnya meriah dan sangat seru," ucap Normansyah, satu warga yang ikuti bagarakan sahur.
Baca Juga Tadarus Puisi dan Silaturahmi Sastra Jadi Kegiatan Seniman di Banjarbaru Mengisi Ramadan di https://www.kompas.tv/article/397517/tadarus-puisi-dan-silaturahmi-sastra-jadi-kegiatan-seniman-di-banjarbaru-mengisi-ramadan
Selain menghadirkan bunyi-bunyian di sepanjang jalan di Kota Martapura, berbagai pernak pernik juga ditampilkan warga, mulai dari kostum hingga keranda mayat untuk memeriahkan acara bagarakan sahur yang sepenuhnya digagas oleh masyarakat ini.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/398696/tradisi-bagarakan-sahur-di-martapura-digagas-relawan-pemadam-hingga-diikuti-ribuan-warga