PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Yunita Safitri memulai usaha Bandeng Presto rumahan setelah suaminya menjadi korban PHK akibat pandemi COVID-19. Meskipun menghadapi tantangan seperti persaingan dengan produk lain di Kota Semarang, Yunita tetap tekun mengembangkan produknya.
Kini olahan Bandeng Presto miliknya semakin diminati dan dikenal hingga mancanegara. Pembeli berasal dari Hongkong, China, Jepang, Malaysia dan Singapura
Produknya juga dijual di toko oleh-oleh Kota Semarang. Olahan Bandeng Presto Blendug tanpa MSG, pengawet maupun pewarna bisa bertahan 14 hari di suhu ruang dan 2 bulan dalam freezer. Dalam sebulan terjual hingga dua ribu pack dengan omzet mencapai 30 juta rupiah.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/386058/kisah-sukses-yunita-safitri-dengan-usaha-bandeng-presto-tembus-pasar-mancanegara