BALI, KOMPAS.TV - Prosesi upacara Hari Raya Galungan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, sedikit berbeda dari umat hindu di Bali lainnya.
Selain tidak ada hiasan penjor di depan rumah, disini warga memiliki keunikan tersendiri dalam persembahan sesajen yang dihaturkan.
Tiga perwakilan krama perempuan merangkai dan mempersiapkan sesajen dengan ukuran besar yang disebut uduan.
Uduan ini berisi enam tumpeng ukuran besar yang ditata dalam tiga dulang lengkap dengan berbagai jenis jajan dan buah hasil bumi.
Baca Juga Umat Hindu Rayakan Hari Raya Galungan dengan Berkunjung ke Pura dan Kunjungi Keluarga di https://www.kompas.tv/article/365027/umat-hindu-rayakan-hari-raya-galungan-dengan-berkunjung-ke-pura-dan-kunjungi-keluarga
Kemudian uduan dibawa oleh beberapa orang yang sudah ditunjuk untuk dipersembahkan ke sejumlah pura besar di Desa Adat, yakni Pura Ulun Swarga, Pura Puseh, dan Pura Balai Agung.
Sesajen uduan ini dihaturkan sebagai ungkapan rasa syukur warga kepada tuhan sang pencipta.
Dalam kalender Desa Adat Tenganan Pegeringsingan, Hari Raya Galungan bukan merupakan hari raya besar, melainkan hari raya besar jatuh saat ngusaba sambah atau dikenal dengan tradisi Perang Pandan.
Namun masyarakat setempat tetap menghormati Hari Raya Galungan dengan melakukan persembahyangan di sumber mata air di desa setempat.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/365531/uniknya-perayaan-galungan-di-desa-adat-tenganan-pegringsingan-warga-buat-sesajen-ukuran-besar