BAUBAU, KOMPAS.TV - Seorang nenek bersama dua cucunya di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, tinggal di kolong bekas rumah panggung yang terbengkalai.
Keluarga ini terpaksa hidup di sini, lantaran rumahnya yang berada di Kelurahan Wale telah hancur akibat kebakaran.
Bangunan rumah panggung yang terbengkalai di sekitar kawasan Pantai Kamali, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menjadi tempat berteduh sekaligus beristirahat bagi mereka.
Nenek Wasia yang kini berusia 70 tahun sudah tiga tahun tinggal di kolong bekas rumah panggung yang terbengkalai ini, karena rumahnya yang berada di Kelurahan Wale, Kecamatan Wolio, telah hancur akibat kebakaran.
Bekas rumah panggung rakyat ini memang sudah tak terpakai.
Dan pemerintah setempat belum membangun kembali kawasan ini.
Tiang penyangga beton yang menjadi fondasi kaki untuk bekas rumah panggung inilah yang dimanfaatkan sebagai atap oleh Nenek Wasia untuk beristirahat.
Sehari-hari, Wasia bekerja mengumpulkan plastik bekas di Kota Baubau.
Uang yang didapatnya tidak menentu; terkadang ia hanya bisa mengumpulkan penghasilan Rp 400 ribu selama satu bulan, yang habis digunakan untuk makan sehari-hari.
Sedangkan Suami Wasia telah lama meninggal dunia.
Anak-anak wasia pun memiliki nasib yang sama, sehingga merantau ke kota lain untuk mengadu nasib.
Dan menitipkan dua orang cucunya untuk diasuh Wasia.
Nenek Wasia terdaftar sebagai penerima progam keluarga harapan dari Kementerian Sosial, namun bantuan tersebut belum cukup untuk digunakan oleh Nenek Wasia membangun hunian yang pantas dan layak untuk dirinya dan cucu-cucunya.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/330374/tinggal-di-kolong-bekas-rumah-panggung-nenek-harus-kumpulkan-plastik-bekas-untuk-nafkahi-2-cucunya