JEMBER, KOMPAS.TV - Peredaran pupuk jenis NPK Phonska yang diduga palsu terjadi di Jember, Jawa Timur.
Salah satunya di Desa Candi Jati, Kecamatan Arjasa.
Kemasan pupuk asli dan yang diduga palsu, mirip.
Begitu juga dengan tekstur butiran pupuk.
Namun warna pupuk yang diduga palsu, terlihat lebih pudar dan lebih mudah hancur, dibanding pupuk asli.
Baca Juga Dampak BBM Naik, Petani di Madiun Keluhkan Ongkos Solar yang Tinggi untuk Mesin Diesel Irigasi Sawah di https://www.kompas.tv/article/327909/dampak-bbm-naik-petani-di-madiun-keluhkan-ongkos-solar-yang-tinggi-untuk-mesin-diesel-irigasi-sawah
Pupuk yang diduga palsu juga tidak larut dengan tanah, meskipun telah ditabur lebih dari tujuh hari.
Petani membeli pupuk NPK Phonska yang diduga palsu, dari pedagang keliling seharga Rp150 ribu per sak 50 kilogram, lebih murah dibanding dengan harga di kios resmi, yaitu Rp750 ribu.
Akibat pemakaian pupuk yang diduga palsu tersebut, tanaman jagung petani menjadi menguning, rusak, dan kerdil tidak sesuai usia normalnya.
Untuk memastikan, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jember akan melakukan uji laboratorium pada pupuk yang diduga palsu tersebut.
Petani juga diimbau, agar tidak mudah percaya dengan pedagang keliling yang menawarkan pupuk dengan harga yang jauh lebih murah.
Terbatasnya pupuk bersubsidi, dinilai menjadi salah satu alasan yang membuat petani tergiur tawaran pupuk yang lebih murah namun diduga palsu.
Sebagian petani memilih beralih ke pupuk organik, yang terbuat dari kotoran hewan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/328380/tergiur-harga-murah-petani-di-jember-beli-pupuk-palsu-tanaman-jadi-rusak-dan-kerdil