JAKARTA, KOMPAS.TV - Polri sudah menyebut alat "lie detector" atau alat uji kebohongan poligraf memiliki tingkat akurasi 93 persen meski rata-rata tingkat akurasi 87 persen.

Ini artinya, pemeriksaan "lie detector" dapat menjadi pertimbangan penyidikan.

Namun seperti diketahui, sebelumnya ada perbedaan keterangan antara Ferdy Sambo dengan Bharada E termasuk soal penembak Brigadir Yosua.

Rekonstruksi pun sudah dilakukan berdasarkan keterangan masing-masing tersangka.

Selain itu, Ferdy Sambo sebagai ''sutradara'' pembunuhan sudah plin-plan mengubah keterangan soal pembunuhan Brigadir Yosua.

Hal itu juga sudah diakui sang istri, Putri Candrawathi yang mengakui bahwa dirinya diminta Ferdy Sambo mengubah skenario lokasi kejadian pelecehan.

Pada akhirnya, keterangan dan hasil pemeriksaan apapun semuanya akan dibuktikan dan diuji di pengadilan nanti.

Apakah kebohongan atau kejujuran para tersangka akan jadi salah satu bukti ilmiah di persidangan nanti?

Dibahas lebih dalam bersama Anggota Kompolnas, Yusuf Warsyim dan Psikolog Forensik, Reza Indragiri.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/326487/dialog-kemungkinan-hasil-uji-kebohongan-tersangka-pembunuhan-brigadir-j