PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Ratusan kapal nelayan tradisional menumpuk di dermaga alur sungai Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, kota Tegal, minggu siang. Naiknya harga BBM solar subsidi dari Rp 5.150 menjadi Rp 6800 mengakibatkan biaya perbekalan melonjak drastis.
Pasalnya, BBM solar dari stasiun pengisian bahan bakar nelayan, SPBN, menuju kapal memerlukan biaya transportasi. Sehingga, solar subsidi sampai ke kapal menjadi Rp. 7.000 rupiah per liter, jadi sangat memberatkan mereka.
Untuk kapal jenis arad dengan ukuran 13 gross ton, memerlukan sedikitnya 600 liter solar selama melaut lima hari. Maka biaya perbekalan BBM naik Rp 1,2 juta untuk setiap kali berangkat melaut. Sejumlah nelayan mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah.
Apalagi saat ini nelayan tengah mengalami masa paceklik. Mereka khawatir, jika nekad melaut maka akan merugi karena hasil tangkapan tidak sebanding dengan biaya perbekalan. Saat BBM belum naik, penghasilan nelayan sangat pas-pasan, yakni hanya bisa membawa uang 400 sampai 500 ribu setelah melaut selama lima hari.
Nelayan berharap pemerintah segera membatalkan kenaikan BBM solar subsidi demi kelangsungan hidup mereka.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/325684/harga-bbm-naik-nelayan-enggan-melaut