KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menceritakan sedikit kenangannya saat bersama Almarhum Buya Syafii Maarif.
Ganjar menyebutnya almarhum merupakan sosok pencerah.
Syafii juga jadi panduan untuk masalah moral dan etika secara menyeluruh di masyakarat.
Untuk itu, Syafii ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Kini, sang cendekiawan dan tokoh Muhammadiyah berpulang di usia 86 tahun; meninggalkan warisan bagi organisasinya.
Syafii yang menjadi Ketua Umum Muhammadiyah pada 1998 hingga 2005 merupakan tokoh yang senantiasa menjadi panduan moral dalam bersikap soal ketidakadilan dan pemberantasan korupsi.
Aktif dalam membela Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari segala intervensi dan pelemahan yang terjadi di Lembaga Antirasuah.
Namun Syafii tak alergi bila KPK diperbaiki lewat revisi undang-undang; yang disesalkan revisi tak melibatkan unsur masyarakat.
Pada saat revisi dilakukan, sejumlah mahasiswa berdemontrasi menolak revisi Undang-Undang KPK.
Soal perbaikan KPK, akhirnya Syafii mengkritik adanya dewan pengawas dalam struktur di undang-undang baru tentang KPK.
Kritik Syafii, sudah muncul saat KPK mulai terkena intervensi sejak aktif menangkapi para politikus dan kepala daerah, serta pejabat kepolisian.
Syafii di KPK sudah dikenal sejak menjadi anggota Komite Etik KPK.
Kerja KPK saat itu disorot, karena kasus demi kasus yang menjerat Nazarudin, Bendahara Partai Demokrat, hingga menyeret sejumlah rekan separtainya.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/293217/mengenang-almarhum-buya-syafii-ganjar-pranowo-sebut-sudah-kenal-puluhan-tahun-sejak-jadi-mahasiswa