LOMBOK, KOMPAS.TV - Sejumlah daerah sudah melaporkan adanya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak mereka khususnya sapi.
Dan untuk menekan penularan virus yang lebih luas, pemerintah meminta peternak untuk menyiapkan kandang khusus untuk sapi yang terindikasi penyakit mulut dan kuku, agar dipisahkan dari ternak lain.
150 sapi di dua desa di Kecamatan Jonggat dan Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB); dilaporkan memiliki ciri penyakit mulut dan kuku.
Sapi-sapi ini kini tengah dites di laboratorium untuk mengetahui hasilnya.
Namun sebagai pencegahan sejumlah sapi dikumpulkan di kandang khusus agar tidak menular ke ternak lain.
Peternak pun sudah diberikan edukasi untuk mengurusnya agar kondisi sapi bisa kembali pulih.
Karena belum ada vaksin yang tersedia untuk melindungi ternak dari penyakit mulut dan kuku ini, salah satu strategi yang dilakukan selain menyuntikkan vitamin ke ternak adalah membatasi keluar-masuk orang dan ternak dari kandangnya.
Sementara itu, di Klaten, Jawa Tengah, petugas Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan di Kabupaten Klaten juga menerima laporan ada dua ekor sapi yang sakit, meski belum dipastikan terkena penyakit mulut dan kuku.
Selain sapi, peternak juga melaporkan kasus belasan kambing mereka mati mendadak sejak awal bulan Mei.
Matinya kambing ditandai dengan bintik hitam di mulutnya; kasus ini juga masih dalam pemeriksaan.
Petugas mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan ikuti langkah langkah pencegahan yang sudah disosialisasikan.
Seperti menyediakan kandang khusus untuk isolasi, dan mencatat ciri-ciri yang tidak biasa yang muncul pada ternak.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/288474/tekan-penularan-peternak-diimbau-untuk-segera-isolasi-ternak-yang-terjangkit-penyakit-mulut-kuku