PANGKEP, KOMPAS.TV - Sejumlah nelayan di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar solar.
Dan dampaknya banyak nelayan yang tak bisa melaut, dan sebagian terpaksa membeli solar eceran dengan harga yang lebih tinggi.
Selama hampir sebulan, penyedia jasa transportasi laut dan nelayan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar jenis solar.
Stasiun pengisian bahan bakar nelayan yang biasanya menyuplai pasokan solar untuk para nelayan tidak menyediakan stok yang banyak.
Sehingga banyak nelayan yang selalu kehabisan.
Baca Juga Antre Solar, Puluhan Truk Penuhi Pintu Masuk SPBU Hingga Berhari-hari di https://www.kompas.tv/article/272837/antre-solar-puluhan-truk-penuhi-pintu-masuk-spbu-hingga-berhari-hari
Untuk tetap beroperasi, para nelayan dan penyedia jasa transportasi laut antar kepulauan di wilayah ini, terpaksa harus berkeliling ke berbagai pulau, membeli solar dari pedagang eceran, yang dijual dengan harga Rp7 ribu sampai Rp8 ribu per liternya.
Harga yang terbilang tinggi ini, dinilai menyulitkan para nelayan dan penyedia jasa transportasi laut, dibandingkan saat membeli pasokan melalui SPBU khusus nelayan yang hanya dibanderol dengan harga Rp5.400 per liternya.
Namun sulitnya mendapatkan pasokan bahan bakar minyak jenis solar, sehingga mereka terpaksa beralih ke pengecer.
Kondisi solar langka juga terjadi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, para nelayan di wilayah ini juga terpaksa membeli solar eceran dengan harga Rp8.400 per liter lantaran sulit mendapatkan solar subsidi di SPBU.
Tak hanya nelayan, banyak kendaraan seperti truk dan bus juga harus antre berjam-jam, untuk bisa mendapatkan solar di sejumlah SPBU.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/272905/kelangkaan-solar-sebagian-nelayan-terpaksa-beralih-ke-solar-eceran-yang-lebih-mahal