BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Pemerintah menetapkan harga minyak goreng kemasan sesuai dengan harga keekonomian dan mencabut harga eceran tertinggi.
Pasca ditetapkannya kebijakan tersebut, kelangkaan minyak goreng masih dirasakan oleh pembeli dan pedagang pada kamis pagi (17/3/2022).
Baca Juga Vaksinasi Berhadiah Minyak Goreng Gratis, Penerima Vaksin Dapat Satu Liter Setelah Disuntik di https://www.kompas.tv/article/271565/vaksinasi-berhadiah-minyak-goreng-gratis-penerima-vaksin-dapat-satu-liter-setelah-disuntik
Seperti di Pasar Teluk Dalam Banjarmasin, terlihat di beberapa kios pedagang stok minyak goreng masih kosong.
Dicabutnya harga eceran tertinggi minyak goreng kemasan diakui pembeli memberatkan, baik itu pelaku usaha mikro maupun ibu rumah tangga.
Sebab pembeli khawatir harga minyak menjadi lebih tinggi mengingat tidak ada lagi batasan.
"Naiknya tidak ditangkap, yang tadinya 28-30 itu saja kita sudah kaget, apalagi 46 ribu," ucap Lala, seorang pembeli.
Sementara itu para pedagang kebingungan untuk menentukan harga, karena saat ini masih belum ada pasokan dari distributor.
Sehingga meskipun HET dicabut, pihaknya juga belum bisa menyebutkan berapa harga minyak goreng yang akan dijual nantinya.
Sebab harga di pasaran akan bergantung dari harga di distributor.
"Entah tahu harga barang naik jadi tidak dikirim ke tempat kami atau sudah mengambil stok di sana, saya tidak tau sama sekali harga minyak naik ini," ungkapan kebingungan pedagang.
Baca Juga Jelang Analog Switch Off, Penjualan Set Top Box di Banjarmasin Mulai Meningkat di https://www.kompas.tv/article/270898/jelang-analog-switch-off-penjualan-set-top-box-di-banjarmasin-mulai-meningkat
Masyarakat berharap, menjelang Bulan Suci Ramadan harga minyak goreng bisa kembali normal dan stok di pasaran bisa tercukupi.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/271629/het-migor-dicabut-pedagang-pasar-belum-bisa-tentukan-harga-stoknya-saja-kosong