LAMPUNG, KOMPAS.TV Tak seperti anak-anak pada umumnya. Haikal Rava Azizan (8) bocah Pekon Giritunggal, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu hanya dapat terbaring lemas, lantaran menderita penyempitan pembuluh darah otak.
Dalam kesehariannya, kedua orang tua haikal yang bekerja sebagai penjual sayur mayur ini rutin menyiapkan bubur dan susu hingga memasangkan popok, lantaran sang anak bahkan tak bisa berjalan untuk buang air ke kamar kecil.
Baca Juga Korban Kebakaran Dapat Bantuan Pengobatan di https://www.kompas.tv/article/252592/korban-kebakaran-dapat-bantuan-pengobatan
Sang ayah Nurcahyo, mengatakan kondisi penyakit tersebut telah dialami sang buah hati sejak bayi. Di usia satu tahun Haikal sapaan akrabnya, bahkan sempat menjalani pemeriksaan dokter.
Namun, persoalan ekonomi yang menghimpit Nurcahyo dan istri Eva Yuliana membuat pengobatan untuk sang buah hati hanya dilakukan dengan pengobatan herbal.
"Divonisnya itu dari lahir sudah ada gejala penyempitan otak. Jadi, dari umur setahun itu sering ke dokter terus. Tapi, majunya tahun karena vonis gak ada perubahan jadi pasrah sama yang kuasa saja ," ujar Nurcahyo ayah Haikal Rava.
Baca Juga Menderita Infeksi Paru-Paru, Kader Posyandu Butuh Bantuan di https://www.kompas.tv/article/247074/menderita-infeksi-paru-paru-kader-posyandu-butuh-bantuan
Saat ini, uluran tangan dari pemerintah dan para dermawan sangat diharapkan oleh Nurcahyo dan istri demi kesembuhan sang buah hati Haikal.
#penyempitanpembuluhotak #bantuansosial #kesehatan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/257502/anak-penderita-penyempitan-pembuluh-otak-butuhkan-uluran-tangan