BANJAR, KOMPAS.TV - Pembersihan saluran primer irigasi riam kanan yang diiringi dengan pengurangan debit air telah berlangsung di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Air irigasi yang biasanya setinggi hampir satu meter, kini tak lebih dari 20 sentimeter (21/10/2021).
Baca Juga Gerebek Kampung Narkoba di Palangkaraya, BNNP dan Polda Kalteng Ringkus Bandar Sabu di https://www.kompas.tv/article/225325/gerebek-kampung-narkoba-di-palangkaraya-bnnp-dan-polda-kalteng-ringkus-bandar-sabu
Dikuranginya air irigasi dengan tujuan pembersihan gulma ini ternyata berdampak pada kolam ikan para pembudidaya.
Dimana akibatnya pembudidaya mengalami kerugian akibat kematian ribuan ton ikan.
"Jadi dengan dampaknya pengeringan terlalu lama, airnya habis, banyak ikan mati dan indukan mati, ini sisanya air sumber, kalau masih seminggu lagi tidak ada lagi airnya, kalau bisa pemerintah jalankan lah dulu airnya sampai selutut orang dewasa," ucap seorang pembudidaya ikan, Tajudin.
Baca Juga Ditantang Berkelahi, Seorang Kakek Jadi Tersangka Setelah Penyerangnya Tewas di https://www.kompas.tv/article/223623/ditantang-berkelahi-seorang-kakek-jadi-tersangka-setelah-penyerangnya-tewas
Para pembudidaya mengaku mengalami kerugian hingga seratus juta rupiah selama sepekan dan hampir dirasakan seluruh pembudidaya ikan yang mengharapkan air dari saluran irigasi tersebut.
Pembudiya ikan berharap pemerintah daerah membantu mereka memecahkan permasalahan yang mereka alami hampir setiap tahun terjadi saat pembersihan saluran irigasi dilakukan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/225670/irigasi-dikeringkan-pembudidaya-ikan-merugi-akibat-ribuan-ton-ikan-mati-kekurangan-air