PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Seperti inilah bangunan rumah berukuran lima kali enam meter milik keluarga kurdi warga Desa Ketanggungan, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Meski berada tak jauh dari pusat Kota Kecamatan, kondisinya sangat memprihatinkan. Kondisi bangunan sangat tidak layak untuk dihuni. Kondisi lantai lembab dan material bangunan yang terbuat dari kayu sudah lapuk dimakan usia.



Bahkan bila turun hujan, air selalu menggenangi bagian dalam rumah ini. Bagian dalam ruangan dipenuhi barang barang perkakas rumah tangga yang bergelantungan di bawah atapnya. Dinding rumah dari anyaman bambu banyak dipenuhi lubang.



Bahkan lantai rumah sebagian besar tertutup lumpur kering sisa banjir bandang beberapa waktu lalu. Terdapat empat unit kamar panggung dari bambu yang dibuat bilik. Tidak tersedia kasur dalam bilik biliknya, hanya ada selembar karpet yang digunakan sebagai alas tidur.



Dari empat bilik tersebut, dua bilik dipakai oleh anak kurdi dan satu bilik untuk menantunya serta satu bilik ditempati kurdi. Tiap sudut biliknya hanya tertutup lembaran lembaran kain kusam sebagai tirai penutup area pribadi.



Kamar panggung bambu ini bisa dibilang mirip kandang ayam, baik dari segi ukuran maupun bentuknya.



Kepala Desa setempat, Sofani mengaku, pihaknya sudah mengajukan keluarga yang tergolong tidak mampu ini agar bisa mendapatkan bantuan rehab Rumah Tidak Layak Huni. Bantuan diajukan melalui dana Desa maupun anggaran aspirasi dari anggota dewan. Namun, untuk tahun tahun ini anggaran dana Desa tidak bisa dialokasikan untuk rtlh karena fokus dipakai untuk penanganan Covid-19.



Empat kamar panggung bambu sengaja didirikan sejak tiga tahun terakhir, karena rumahnya kerap terendam banjir bila turun hujan. Keluarga ini belum bisa melakukan rehab bangunan secara permanen, karena berpenghasilan tak menentu. Pihak keluarga berharap ada dermawan yang mau membantu untuk renovasi bangunan agar lebih layak dihuni.