KOMPAS.TV - Salah satu sektor yang cukup banyak menarik perhatian investor beberapa waktu ke belakang adalah sektor unggas.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menilai sektor perunggasan pada tahun ini masih prospektif seiring tetap tingginya permintaan daging ayam meski di masa pandemi.
Adapun sentimen yang membuat saham unggas menguat termasuk salah satunya ialah nilai tukar rupiah.
Menurut Alfred, kebutuhan daging ayam dan semua yang terkait di sektor unggas masih cukup kuat.
Bahkan, pertumbuhan pendapatan emiten di sektor unggas pada tahun 2021 juga masih mencatatkan penguatan.
Hanya saja yang menjadi masalah pada laba bersih yang terpantau turun cukup signifikan dikarenakan depresiasi nilai tukar rupiah. Sebab, penyediaan bahan baku pakan ternak banyak yang berasal dari impor sehingga menggerus perolehan laba bersih.
Namun, Alfred memproyeksikan permintaan di sektor unggas masih cukup bagus ke depannya jika menilik banyaknya serangkaian agenda pemulihan ekonomi pada 2021.
Itu artinya, dari sisi pendapatan di sektor unggas diyakini masih akan tumbuh.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan sesi I di BEIharga saham PT Widodo Makmur Unggas (WMUU) langsung meroket 21,11 persen, Selasa (2/1/2021).
Melansir RTI, saham WMUU bergerak naik 38 poin pada level Rp 218 per saham, setelah penawaran perdana (IPO) di harga Rp 180 per lembar saham.