TEGAL, KOMPAS.TV - Volume sampah rumah tangga di Kota Tegal, dalam sehari mencapai 250 ton. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah jika tidak dikelola dengan baik.
Guna meminimalisir penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir, pemerintah Kota bekerja sama dengan trinseo indonesia, melakukan pembaharuan tata kelola sampah. Yakni dengan memanfaatkan sampah menjadi briket yang bisa menggantikan batu bara.
Pengolahan sampah sampah di pusat daur ulang sampah kelurahan mintaragen kecamatan Tegal timur ini menggunakan mesin predator. Sampah yang diolah yakni sampah plastik dan organik selain besi dan kaca.
Pembaharuan tata kelola sampah merupakan salah satu solusi untuk meminimalisir volume sampah rumah tangga. Apalagi selama ini sampah hanya berakhir di tempat pembuangan akhir tanpa memiliki nilai ekonomi yang berdampak pada masyarakat sekitar.
Saat ini briket sampah rumah tangga yang dihasilkan di tps mintaragen baru mencapai dua ton sehari. Idealnya dibutuhkan empat pusat daur ulang sampah di Kota Tegal untuk mengelola 250 ton sampah rumah tangga. Pada pengiriman perdana, briket sampah produksi tps mintaragen dikirim ke sebuah perusahaan di Semarang.