JAKARTA, KOMPAS.TV - Musim hujan yang terjadi di daerah-daerah pemasok komoditas cabai mulai mengerek harga jual di pasar-pasar tradisional.
Kenaikan sudah terjadi dalam 2 pekan terakhir, dengan kenaikan rata-rata mencapai 50 persen.
Fathur mau tak mau harus menaikkan harga bumbu dapur olahan yang ia jual Di Pasar Tradisional Tanjung Jember, Jawa Timur.
Pasalnya, harga cabai yang jadi bahan utama bumbu dapur olahan juga naik. Fathur menaikkan harga jual rata-rata 20 persen, agar ia tak merugi.
Sudah 2 bulan terakhir harga cabai di beberapa daerah di Indonesia tak stabil, karena cuaca ekstrem sedang terjadi di daerah-daerah pemasok cabai.
Di pasar yang sama di Jember, harga jual cabai kecil naik hingga 90 ribu rupiah, padahal biasanya harga normalnya 30 ribu rupiah.
Sementara harga cabai merah besar naik 200 persen jadi 40 ribu rupiah.
Masih di Jawa Timur, di Pasar Tradisional Klojen Malang, harga cabai rawit naik 50 persen menjadi 90 ribu rupiah per kilogram.
Pun kualitasnya tak terlalu bagus karena hasil panen cabai rawit dari petani terus diguyur hujan,
Sementara di sejumlah pasar di Kabupaten Karangasem Bali, harga cabai rawit juga naik 50 persen menjadi 90 ribu rupiah per kilogram.
Banyak petani gagal panen membuat suplai ke pasar tradisional berkurang.
Pembeli berharap harga cabai bisa kembali stabil.
Kenaikan harga di beberapa pasar tradisional hanya terjadi di komoditas cabai.
Sementara komoditas lain terbilang masih stabil.