JAKARTA, KOMPAS.TV Tudingan Kudeta Demokrat dari Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono semakin memanas hingga mengundang para Senior bersuara.
Salah satu senior Partai Demokrat, Darmizal menyebut sudah kenal Moeldoko sejak 1996.
"Saya, berkenalan dengan Pak Moeldoko itu sejak tahun 1996 dan sampai hari ini terjaga dengan baik, kadang-kadang saya dengan beliau bertemu. Kami golf, kadang-kadang kami bertemu dalam pengajian-pengajian," kata Darmizal, dalam konferensi pers menjawab tudingan AHY atas gerakan politik yang akan kudeta Partai Demokrat, Selasa (2/2/2021).
Menurut Darmizal, jika Moeldoko melakukan komunikasi dengan sejumlah kader Demokrat, hal itu wajar.
Karena di mata Darmizal, Jenderal Moeldoko mantan Panglima TNI adalah seorang jenderal yang sangat dekat dengan berbagai kalangan.
"Beliau tidak menciptakan psikis of barrier. Tidak menghambat siapa pun untuk bertemu dengan beliau. Itu saya alami sejak tahun 96," katanya.
Dalam keterangan virtual, Moeldoko pun angkat bicara soal isu kudeta yang dilemparkan AHY ke istana hingga menyebut nama Presiden Jokowi.
Moeldoko menegaskan persoalan ini tidak perlu menyebut nama Pak Jokowi.
"Pokoknya yang pertama, jangan dikit-dikit Istana, dalam hal ini, saya mengingatkan, sekali lagi jangan dikit-dikit Istana, dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, nggak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini, gitu ya. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini bukan selaku KSP, ini urusan Moeldoko."tegas Moeldoko, Senin (01/02/2021).
Darmizal berharap partai Demokrat, semakin besar, apalagi menghadapi pemilu 2024.
Menurutnya partai Demokrat harus dipimpin tokoh yang tepat, tokoh yang sarat pengalaman, dan tokoh yang tidak rapuh diterpa gelombang.