JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut testing Covid-19 di Indonesia salah jika dilihat secara epidemiologi.
Menurut Menkes testing tinggi di Indonesia karena menyasar pada pihak yang itu-itu saja. Ia mencontohkan dirinya yang dalam seminggu bisa 5 kali tes Covid-19.
"Kita tuh nggak disiplin. Cara testingnya salah. Testingnya banyak, tapi kok naik terus. Habis, dites orang kayak saya. Setiap kali mau ke Presiden dites, (ke) Presiden dites. Barusan saya diswab. Seminggu bisa 5 kali swab karena masuk Istana. Emang bener gitu? Testing kan nggak gitu harusnya kan," kata Menkes Budi Sadikin dalam sebuah seminar virtual pada Jumat (22/1/2021).
Budi menjelaskan, berdasarkan ilmu epidemiologi, testing seharusnya menyasar para suspek Covid-19. Dengan kata lain, testing mandiri seperti yang dilakukan orang-orang jika akan bepergian tidak masuk dalam testing epidemiologi.
"Testing itu kan, testing epidemiologi ya aku diajarin tuh sama temen-temen dokter, bukan testing mandiri. Yang dites tuh orang yang suspek, bukan orang yang mau pergi kayak Budi Sadikin mau ngadep Presiden. Nanti 5 kali (dites) standar WHO kepenuhi tuh, 1 per 1.000 per minggu, tapi nggak ada gunanya testingnya secara epidemiologi," katanya.