JEPANG — Turunnya angka kelahiran di Jepang dari tahun ke tahun, membuat pemerintah setempat harus melibatkan Artificial Intelligence untuk mencarikan rakyatnya jodoh.
Mulai tahun 2021, pemerintah akan mensubsidi pemerintah daerah yang sudah memulai proyek yang menggunakan AI untuk mencarikan pasangan bagi warganya.
Sejauh ini sekitar 47 prefektur di Jepang telah memiliki jasa perjodohan, beberapa menggunakan teknologi AI, dilansir dari Nextshark.
Hal ini dilakukan mengingat jumlah angka kelahiran bayi di Jepang turun di bawah 865,000 di tahun 2019, angka ini merupakan rekor terendah.
Dilaporkan dari kantor berita AFP melalui BBC, tahun depan pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga, berencana untuk mengalokasikan dana sebesar ¥2 miliar atau sebesar $19 juta untuk meningkatkan angka kelahiran melalui program perjodohan AI.
Harapannya dengan perjodohan AI ini, sistem akan melakukan analisis yang lebih canggih dari formulir standar ketika orang-orang mendaftar.
Beberapa sistem akan dibatasi untuk mempertimbangkan kriteria seperti penghasilan dan usia. Dan akan menampilkan hasil apabila ada kecocokan yang sama.
Salah satu pejabat kabinet mengatakan kepada AFP, mengutip dari BBC:
“Kami secara khusus berencana untuk menawarkan subsidi kepada pemerintah daerah yang mengoperasikan atau memulai proyek perjodohan menggunakan AI.”
“Kami berharap dukungan ini akan membantu membalikkan penurunan angka kelahiran,” tambahnya.