JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia kini masih menunggu kelanjutan uji klinis fase tiga vaksin Sinovac asal Tiongkok, di Bandung, Jawa Barat.
Di Bandung, seluruh sukarelawan uji klinis, sudah menerima dua dosis suntikan, dan tidak ditemukan efek samping yang mengkhawatirkan.
Di Brasil, sempat ada pertentangan terkait maju mundur uji klinis vaksin Sinovac, asal Tiongkok.
Badan pengawasan kesehatan nasional Brasil, Anvisa, sempat menegaskan uji klinis vaksin Sinovac dihentikan, setelah ada insiden serius dan merugikan.
Meski demikian, Anvisa tidak merinci insiden ini.
Yang jelas penundaan uji klinis tidak terkait dengan meninggalnya salah satu relawan uji klinis.
Dari pernyataan tadi, beberapa waktu kemudian, otoritas kesehatan Brasil, Anvisa, meralat pernyataannya, dan akhirnya mengizinkan uji klinis kandidat vaksin covid-19 buatan Sinovac Tiongkok, Coronavac, untuk kembali dilanjutkan.
Keputusan ini diambil, setelah dua hari sebelumnya, uji klinis dihentikan, akibat kematian seorang sukarelawan uji vaksin.
Namun, belakangan polisi menduga, korban meninggal akibat bunuh diri, dan bukan akibat pengujian vaksin.
Di Tanah Air, pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia , PB IDI, menyambut baik laporan vaksin buatan perusahaan faiser , dan bio & tech, yang berhasil menjalankan uji klinis terhadap lebih dari 43 ribu orang, di enam negara.
IDI menyebut vaksin ini bisa menjadi harapan, jika dipakai di Indonesia