Menanti Vaksin Corona Diproduksi, Uji Klinis Tidak Bisa Buru-Buru

KompasTV 2020-08-12

Views 3.6K

KOMPAS.TV - Uji klinis calon vaksin ini memang memberi harapan, di tengah suasana serba khawatir akibat pandemi.

Namun, bukan berarti kita boleh terbuai dan kendur disiplin protokol kesehatan.

Karena di tengah proses uji klinis yang panjang, ancaman Covid-19, masih sangat nyata, bahkan semakin meluas.

Cepat, tepat dan aman.

Itulah prinsip pemerintah, dalam memulai uji klinis kandidat vaksin Covid-19, di Tanah Air.

Vaksin buatan Sinovac Biotech Tiongkok, seakan jadi yang terdepan memberikan harapan bagi dunia, untuk bisa terbebas dari bayang-bayang pandemi.

Jika semua mulus, dan uji klinis tahap ketiga di Indonesia dinyatakan berhasil, Biofarma yang bekerja sama dengan sinovac, bisa mulai memproduksi vaksin Covid-19, paling cepat, Maret 2021.

Tapi, mengingat jumlah penduduk indonesia, yang lebih dari dua ratus juta orang, diperkirakan vaksin Covid-19 produksi lokal baru bisa diedarkan pada 2022.

Pasti butuh waktu juga agar seluruh rakyat Indonesia bisa mendapat suntikan, yang diharapkan bisa menimbulkan kekebalan komunal, yang bisa melindungi semua orang, dari wabah Covid-19.

Tahapan uji klinis juga tak bisa diburu-buru.

Ada risiko keamanan yang harus diteliti secara super hati-hati, dan pasti memakan waktu.

Lalu apa yang bisa dilakukan pemerintah sambil menunggu produksi vaksin, demi menekan wabah Corona yang semakin ganas dan meluas?

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mencatat, ada lebih dari 170 kandidat vaksin yang kini masih digodok para ilmuwan di seluruh dunia.

Namun, hingga 10 Agustus 2020, baru delapan kandidat vaksin yang sudah memasuki uji klinis tahap tiga, yakni pengujian terhadap ribuan orang, untuk melihat efikasi, alias keampuhannya melindungi dari virus.

Badan POM amerika serikat, FDA, menyebut, vaksin Covid-19, harus bisa melindungi minimal lima puluh persen orang yang divaksin, untuk bisa dinyatakan efektif.

Hingga seluruh rakyat indonesia mendapat suntikan vaksin yang ampuh, risiko wabah Covid-19, tak berkurang.

Share This Video


Download

  
Report form