NUSA TENGGARA TIMUR, KOMPAS.TV - Puluhan hektar sawah dan kebun hortikultura di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mengalami gagal panen.
Gagal panen ini terjadi setelah kekeringan melanda sikka, selama tiga bulan terkahir.
Para petani di Desa Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, harus menghadapi kenyataan pahit.
Padi, kacang-kacangan, serta sayur mayur, yang ditanam di lahan seluas puluhan hektar, mengalami gagal panen, karena kekeringan yang melanda selama tiba bulan terakhir.
Gagal panen, bukan baru pertama kali dialami para petani di Kabupaten Sikka. Dua tahun terakhir, kondisi ini kerap terjadi, karena musim hujan yang tidak menentu.
Sementara bendungan ijura, yang menjadi sumber pasokan air bagi para petani, tidak berfungsi maksimal.
Meski demikian, para petani tak mau berpangku tangan. Mereka mencari alternatif untuk mengairi sawah dan kebun, dengan membuat sumur bor.
Namun kendala kembali muncul, karena pembuatan sumur bor membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Jika tidak mampu membuat sumur bor, petani terancam merugi karena hanya bisa memanen sekali dalam setahun.
Padahal, biasanya jika bendungan berfungsi dengan baik, para petani bisa memanen dua kali setiap tahunnya.