JEMBER, KOMPASTV Petani tembakau jenis Kesturi di desa Candijati, Jember, merusak tanamannya.
Hal ini dilakukan lantara para petani mengaku rugi terdampak anjloknya harga tembakau.
Tahun lalu, tembakau dihargai tiga ribu rupiah per kilonya.
Sementara, tahun ini, tembakau hanya dihargai seribu rupiah per kilonya.
Jika tetap dilakukan panen, hal ini hanya akan membuat para petani menjadi rugi, sebab hasil penjualan tembakau tak sebanding dengan biaya panen dan biaya angkut.
Salah seorang petani tembakau, Jumantoro mengatakan, hal ini terjadi akibat dampak turunan dari pandemi Covid-19.
Di masa pandemi, sebagian pabrik rokok belum beroperasi, sehingga hal ini berdampak bagi para petani.
"Tidak ada pedagang mau beli alasannya gudang masih belum buka, dan harga masih murah. Kalau tidak laku dalam waktu seminggu, kita rusak sudah. Mungkin ditanami jagung" ujar Jumantoro.
Para petani berharap, pemerintah turun tangan untuk mencarikan solusi bagi para petani, agar mereka tidak menjadi rugi.