Salam jelajah,
Indonesia dengan ribuan pulau di dalamnya masih banyak menyimpan potensi yang belum tergali dan masih sangat jarang yang dijelajahi. Mau mencari lokasi pantai-pantai nan eksotik di nusantara?
Ya, Kepulauan Kei di Maluku Tenggara salah satu manikam kepulauan di situ.
Menjelajahi potensi alam, keindahan bahari, budaya, hingga sejarah kepulauan di Maluku Tenggara ini tentu menakjubkan.
Kepulauan Kei terdapat dua kota yang letaknya berdampingan namun terpisah lautan.
Kota Langgur ibukota Kabupaten Maluku Tenggara di Pulau Kei kecil dan kota Tual Pulau Dulah. Keduanya terhubung sebuah jembatan yang bernama jembatan Usdek.
Sebagai daerah kepulauan, Kei memiliki potensi hasil laut melimpah.
Ikan-ikan segar bisa langsung diperoleh dari nelayan dengan harga murah. Apalagi pada saat musim ikan, karena dalam sehari bisa mendapat hingga 100 ember lebih. Satu ember kurang lebih 50 kg.
Pada salah satu musim, setiap orang bisa menangkap ikan dan biota laut dengan sangat mudah di pantai. Kesempatan ini bisa dilakukan bila berlangsung . Meti adalah surutnya air laut. Namun meti di Kei bukan seperti surutnya pantai biasa.
Air laut bisa menyusut sangat ekstrim sehingga garis pantai menjorok jauh ke tengah laut mencapai 2 kilometer. Kedalaman surut air laut bisa mencapai 2,6 meter lebih. Mengeringnya pantai akan semakin ekstrim saat puncak meti pada bulan Oktober yang disebut Meti Kei.
Pulau karang dengan banyak lagun di pantai-pantainya sehingga pada waktu meti, koral atau karang depan pulau muncul semua. Saat itulah orang kemudian bisa memanfaatkan meti untuk menangkap ikan bahkan dengan tangan. Ini terjadi hanya pada bulan Oktober.
Tentu saja seru menjelajah pantai yang mengering akibat fenomena alam surutnya air laut di mana masyarakat sudah bersiap-siap mencari hasil-hasil laut yang terjebak di celah batu karang atau pasir pantai.
Tradisi Bameti bukan semata kegiatan iseng dan hiburan tetapi juga memiliki fungsi sosial.