TRIBUN-VIDEO.COM - Kotagede merupakan sebuah kecamatan di Kota Yogayakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kotagede berjarak sekitar lima kilometer dari pusat Kota Yogyakarta.
Kotagede memiliki tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Rejowinangun, Kelurahan Prenggan, dan Kelurahan Purbayan.
Kotagede memiliki luas wilayah 3,07 Km2 dan didominasi oleh wilayah pemukiman serta lahan pertanian.
Kotagede yang berlokasi di Yogyakarta masuk dalam daftar kota terindah di Asia versi CNN Internasional.
Kotagede merupakan salah satu peradaban tertua di Yogyakarta yang memiliki keindahan arsitektur kuno peninggalan Kasunanan dan Kesultanan.
Bahkan, usia Kotagede lebih tua dari Yogyakarta.
Sejarah Kotagede
Kotagede dulunya merupakan bekas wilayah ibukota kerajaan Mataram Islam.
Pada 1575, Ki Ageng Pemanahan mendirikan sebuah kerajaan di tengah hutan, yang merupakan asal mula berdirinya kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Medang.
Lalu pada adab ke-10 kerajaan tersebut dipindahkan ke Jawa Timur dan rakyatnyapun ikut berondong-bondong meninggalkan Mataram menyebabkan kawasan tersebut kembali menjadi hutan.
Hingga sekitar abad ke-16, Ki Gede Pemanahan membangun sebuah desa kecil di hutan tersebut.
Ki Gede Pemanahan mendapatkan hadiah beruapa hutan tersebut dari Sultan Hadiwidjaya (Joko Tingkir) yang merupakan pemimpin Kesultanan Pajang.
Sekitar abad ke-16 ketika tanah Jawa berada di bawah kekuasaan Kesultanan Pajang yang berpusat di Jawa Tengah.
Desa kecil yang dibangun oleh Ki Gede Pemanahan tersebut terus berkembang dan semakin pesat ketika berada di bawah kepemimpinan putera dari Ki Gede Pemanahan, Senopati Ingalaga.
Di bawah kepemimpinan Senopati Ingalaga desa tersebut berkembang menjadi kota yang sangat ramai dan makmur hingga disebut sebagai ‘Kotagede’ atau Kota Besar.
Senopatai Ingalaga juga merupqakan raja pertama dari Kerajaan Mataram Islam dan mendapat gelar Panembahan Senopati.
Sedangkan Kotagede menjadi pusat pemerintahan dari Kerajaan Mataram Islam.
Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan Agung yang merupakan cucu dari Panembahan Senopati.
Pada 1613, Sulatan Agung kemudian memindahkan pusat kerajaan ke Karta Pleret Bantul.