Pilkada di Makassar mengundang tanya. Pemilihan walikota yang dilakukan pada pemilu serentak 27 Juni lalu menyisakan hasil yang tak biasa. Sejarah tertorehkan. Calon tunggal walikota Makassar, Munafri Arifuddin - Andi Rachmatika Dewi (Appi - Cicu) hanya berhasil meraih 46,77% suara, sementara kotak kosong sang "pesaing" utama memperoleh 53,23% dari total 565.040 suara yang masuk di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar.
Tak hanya hasil Pilkada ini yang tak biasa, sebelumnya pada proses pencalonan paslon walikota Makassar juga menuai banyak tanya. Walikota petahana, Ramdhan "Danny" Pomanto yang sebelumnya didukung banyak partai politik, seketika ditinggalkan. Belakangan ia hanya didukung dua parpol yang jumlah suaranya tak cukup untuk maju dari jalur pendaftaran partai politik. Hal ini lantas membuatnya mendaftarkan diri bersama Indira Mulyasari melalui jalur perseorangan alias independen. Meski demikian, lagi-lagi pencalonannya ditolak KPU. Hingga akhirnya Pilkada Kota Makassar hanya berlangsung dengan satu pasang calon saja.
Tak henti sampai disana, ada hal janggal lainnya yang membuat Pilkada Kota Makassar menjadi sorotan. Wartawan yang hendak meliput poses penghitungan suara di Kecamatan Tamalate sempat dihadang garis polisi. Di lokasi ini juga sempat terjadi perbedaan selisih perhitungan suara di TPS yang merugikan suara "kotak kosong".