Cina mengumpulkan database DNA dari nama yang dianggap ancaman - Tomonews

TomoNews Indonesia 2017-05-23

Views 57

DATABASE DNA CINA MENARGETKAN NAMA YANG DIANGGAP SEBAGAI ANCAMAN

Big Brother itu nyata, dan ia tinggal di Beijing.

Cina mengumpulkan database DNA orang-orang yang menurut pemerintah komunis adalah pengacau, bahkan termasuk mereka yang tidak pernah melakukan kejahatan.

Menurut Human Rights Watch, Kementerian keamanan umum Cina telah menyusun database dengan informasi DNA lebih dari 40 juta warga.

Pengawas Hak asasi manusia mengatakan polisi menciptakan profil biometrik yang dianggap oleh pemerintah sebagai ancaman, termasuk aktivis politik, pekerja migran, mahasiswa dan Muslim Uighur.

Dalam beberapa kasus, pihak berwenang meminta sampel DNA sebelum memproses dokumen seperti izin tinggal, kartu identitas, dan bahkan paspor.

Tahun lalu, kepolisian Provinsi Xinjiang mewajbkan semua pemohon paspor untuk mengirimkan DNA mereka.

Hal Ini terjadi setelah polisi setempat menganggarkan setara hampir dengan 12 juta dolar Amerika untuk perangkat tes biometrik.

Provinsi Xinjiang terletak di ujung barat Cina. Merupakan rumah bagi 10 juta Muslim Uighur dan memiliki sejarah panjang represi negara.

Human Rights Watch mengatakan polisi di China memiliki pengaruh yang luas yang membuat sulit untuk menolak memberikan sampel DNA. Negara juga tidak memiliki hak-hak privasi tidak dan tidak memiliki sistem peradilan independen.

Pengawas hak asasi manusia mengatakan database DNA Cina melanggar hak privasi warga negara.

Sistem DNA yang serupa telah dilarang di tempat lain, seperti Uni Eropa.

Yaah, Anda tahu apa yang mereka katakan: jika tidak ada sesuatu yang harus disembunyikan, Anda tidak perlu takut!

Yeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah, benar.

Share This Video


Download

  
Report form