TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di Jalan Dipenogoro, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/12/2-15).
Aksi tersebut dilakukan untuk memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional yang jatuh tepat hari ini.
Dalam aksinya sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan diri Aliansi Persatuan Rakyat itu membawa replika batu nisan yang bertuliskan sejumlah tragedi pelanggaran HAM di Indonesia.
Replika batu nisan itu sebagai simbol mandek dan matinya penanganan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
Selain itu mereka juga membentangkan spanduk kain putih berisikan menolak lupa kasus pelanggaran HAM yang sampai saat ini belum jelas ujungnya.
Para pedemo pun berorasi mengenai situasi dan kondisi HAM yang terjadi saat ini.
"Semenjak Indonesia merdeka dan semenjak disahkannya UU tentan HAM di Indonesia, pelaksanaan, pejaminan, dan perlindungan HAM malam mengalami defisit. Banyak yang belum beres dan semuanya tidak beres," ujar koordinator lapangan, Yoga Zara.
Kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, kata Yoga, yakni tragedi Talangsari, tragedi Semanggi dan Trisakti, kasus Wasior dan Wamena, serta belum terungkapnya dengan jelas kasus pembunuhan Munir dan Udin.
Menurutnya, pelanggaran demi pelanggaran pun kembali terjadi seiring belum tutnasnya penyelesaian kasus-kasus sebelumnya.
"Ironisnya pemerintah dan aparat keamanan yang semestinya melindungi dan menjamin HAM warganya malah terlibat sebagai pelanggar," ujar Yoga.
Yoga menyebut, pihaknya menutut pemerintah agar segera menuntaskan berbagai kasus pelanggaran HjAM di Indonesia.
Menurutnya, seret, adili, dan penjarakan pelaku pelanggaran HAM.
"Kalau tidak berani, anggapan kami benar jika negara itu penindas," kata Yoga. (*)