Pada tahun 2004, dengan seijin Departemen Kehutanan, Otoritas pengelola Pusat Konservasi Gajah atau PKG Seblat memberi ijin pengelolaan jalan poros yang membelah kawasan konservasi gajah untuk pengangkutan muatan sawit PT Alno.

Sejak saat itu keberadaan jalan poros menimbulkan kontroversi untuk keutuhan ekosistem, pembukaan jalan poros telah menyebabkan habitat gajah menjadi semakin sempit.