JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Penasihat Ahli Polri, Komjen (Purn.) Ito Sumardi mengatakan Kapolri telah membentuk tim Akselerasi Transformasi Polri, bukan mendahului keinginan presiden, tapi memenuhi harapan masyarakat saat itu.

Tim transformasi terdiri dari 52 perwira aktif. Mereka sudah melakukan reformasi dari masing-masing fungsi SDM. Mereka didampingi penasihat ahli Kapolri sesuai bidang terkait.

"Penampilan anggota Polri aktif hingga keluarganya ga boleh flexing, pakai barang branded. Ada tim pengawas yang akan melakukan tindakan, melalui komisi kode etik.

Tokoh Forum Warga Negara, Sudirman Said menyebut saat ini keadaan sudah mulai seperti business as usual. Kesibukan pemimpin negara sudah pada seremoni, pelantikan pejabat.

Sudirman Said mengapresiasi adanya kesadaran Polri untuk berbenah artinya ada pengakuan berbenah. Meski demikian, ia melihat polisi seperti gagal mendeteksi kultur militeristiknya, malah seperti meng-copy paste.

Selain itu ia melihat ada perlakuan istimewa, seperti kenaikan budget. Dalam paparan data ditunjukkan jumlah personel landai dalam 10 tahun terakhir, tapi budget naik luar biasa. Ia mempertanyakan apakah budget berlebihan atau fungsinya diarahkan ke hal lain?

"Kita patut bertanya, masalah segitu fundamental, kok bisa hanya diselesaikan dgn dokumen2. Perubahan mendasar mencakup 3 hal: People (leadership sampai orang-orang kunci). Tidak harus dibubarkan, tapi kultur. Yang penting adalah perubahan kultur dan struktur yang berpengaruh dalam perilaku. Perubahan kultur butuh waktu. Seluruh perubahan fundamental butuh org luar," katanya.

Bagaimana pendapat Anda?
Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/DVa9w2ppyck?si=wccG4HYWLpFltzoW



#polri #reformasi #pabowo

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/621991/tim-akselerasi-transformasi-polri-dibentuk-polisi-tak-boleh-flexing-satu-meja