JAKARTA, KOMPAS.TV - Editor Umum Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Prof. Susanto Zuhdi mengatakan penulisan ulang sejarah Indonesia akan menjadi kado bagi peringatan hari ulang tahun kemerdekaan ke-80 RI.

"Bisa di bulan Agustus, bisa di tahun itu juga, karena dari DPR kan jangan tergesa-gesa. Artinya barangkali masih diberi waktu. Sampai Juli ini kami sudah hampir 100%. Setelah itu kan tidak langsung diterbitkan, dipublish. Tapi perlu ada uji petik atau mungkin semacam semacam FGD. Tapi kemarin menteri sudah merancang itu akan ada tiga wilayah bagian barat, tengah, dan timur Indonesia akan diberikan dulu atau di cobakan lalu meminta tanggapan. Ini proses keterbukaan," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengatakan yang paling penting juga adalah bahwa generasi sebelumnya sudah menyepakati Sukarno menjadi pahlawan nasional.

Maka menurutnya, tidak salah jika generasi ini juga mengusulkan Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional.

Ketua Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia, Marzuki Darusman menyampaikan kekhawatiran bahwa penulisan ulang sejarah akan menghasilkan sejarah yang monumentalistik.

Menurutnya, tafsir tunggal yang lahir dari penulisan ulang sejarah itu menggambarkan Indonesia ini sebagai bangsa yang integralistik; rakyat perpanjangan dari negara.




#soeharto #sejarah #indonesia



https://youtu.be/apDAqEzzqeA





Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/596283/target-penulisan-ulang-sejarah-indonesia-dan-usulan-soeharto-jadi-pahlawan-satu-meja