JAKARTA, KOMPAS.TV - YL adalah salah satu korban pelecehan seksual Agus difabel. Ia menuturkan Agus membuntutinya hingga ke kos tanpa seizin YL.
Agus bahkan melontarkan kata-kata tidak pantas dan berusaha masuk ke kamarnya dengan iming-iming akan memberikan YL emas, jika YL mau melakukan apa yang diinginkannya.
YL menolak iming-iming itu. Beruntung, YL berhasil menahan dan mengunci pintu. Ia berusaha speak up di berbagai akun media sosial, namun justru dihujat netizen.
YL meminta kepada warga net untuk berhenti menghujat para korban, sebab mereka sesungguhnya tidak terima diperlakukan demikian oleh Agus.
Jumlah korban pelecehan seksual Agus difabel di Mataram, NTB, terus bertambah. Hingga 19 Desember, ada 17 perempuan yang menjadi korban. 3 di antaranya masih di bawah umur.
Ade Lativa adalah pendamping korban kasus kekerasan seksual oleh kasus Agus difabel. Ia mengatakan hingga 19 Desember, total sudah ada 9 orang memberikan keterangan. Dua di antaranya adalah anak-anak.
"Para pendamping sangat mengusahakan pemulihan secara psikologis, itu sih yang paling utama. Bahkan korban dewasa pun juga kondisinya sangat sangat terguncang saat ini," kata Adel.
Ia mengungkapkan modus Agus saat mendekati calon korbannya yang rata-rata wanita dan sedang sendirian.
Agus lalu mengajak ngobrol dan membangun kepercayaan kepada calon korban, dengan menceritakan kisah-kisah sedih hingga memamerkan prestasinya di tengah keterbatasan fisik. Agus kemudian memancing korban untuk menceritakan hal-hal pribadi, seolah ia sudah lebih dulu mengetahui. Benarkah demikian?
Tak hanya mendekati dan membangun kepercayaan kepada calon korbannya, Agus mengatakan ada ritual mandi suci yang harus dijalankan untuk menghilangkan dosa masa lalu. Dari pengakuan korban, tidak ada satupun yang bersedia melakukan ritual itu.
Agus mengancam akan melaporkan kepada orang tua menghancurkan hidup korban jika menolak ajakan.
Selengkapnya saksikan di kanal youtube KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/561628/korban-agus-difabel-dibuntuti-diiming-imingi-emas-hingga-dipaksa-melayani-nafsunya