BATANG, KOMPAS.TV - Banyaknya pungutan di tahun 2025, akan berdampak pada perekonomian masyarakat khususnya kelas menengah. Demi memenuhi kebutuhan pokok, masyarakat kelas menengah terpaksa harus mengurangi pengeluaran.
Salah satunya Garnesia, yang sudah 20 tahun tinggal di Bekasi, Jawa Barat. Garnesia memutuskan pindah ke kampung halaman suaminya di Dukuh Sukoyoso, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Biaya kebutuhan hidup di kota besar yang bertambah, membuat ibu tiga anak ini harus pintar menyesuaikan keadaan. Pindah dari Bekasi terpaksa dilakukan, padahal sang suami masih bekerja di Jakarta.
Sebagai ibu rumah tangga, Garnesia harus pintar menyiasati penghasilan suaminya, dengan pengeluaran rutin setiap bulannya termasuk sejumlah cicilan. Apalagi adanya rencana pemerintah yang akan menerapkan PPN 12 persen, akan membuat pengeluarannya semakin bertambah, dan membuatnya harus lebih pintar mengelola keuangan.
Bahkan untuk menambah penghasilan suaminya, Garnesia memilih berjualan es di rumah, walaupun hasilnya hanya cukup untuk menambah uang saku anaknya.
"Dari sana saya pindah ke sini karena gaji suami tidak mencukupi, apalagi ada potongan-potongan, seperti pajak besok naik, dibagi-bagi untuk kebutuhan sudah tidak cukup. Jadi untuk menyiasatinya dengan pindah begini, dan harus long distance relationship (LDR) sama suami, suami di Jakarta, saya di sini," ujar Garnesia.
"Kalau sama-sama di sana kita ngontrak, lalu ada biaya sekolah, jadi untuk mengurangi kebutuhan, saya dan anak-anak pindah ke sini. Belanja di sini lebih murah, anak-anak juga masuknya di sekolah negeri yang gratis, kalau di sana masuknya di swasta, dan biayanya lumayan," lanjutnya.
Diharapkan pemerintah lebih bijak dalam dalam mengambil keputusan, agar masyarakat tidak semakin nelangsa.
#pajak #ppn12persen #batang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/558831/derita-kelas-menengah-terbebani-ppn-12-persen