Gawai Dayak di Sarawak, Malaysia, 2024, Syukuran Selepas Panen Padi Sebagaimana Naiki Dango Dayak Kanayatn, Pamolebeo Dayak Tamambaloh di Provinsi Kalimantan Barat
Dirayakan Tiap Tahun, Termasuk di Indonesia, dengan Sebutan berbeda pada 405 Rumpun Suku (Nilla Riwut, 2003) di Seluruh Borneo.
PONTIANAK, DIO-TV.COM, Jumat, 26 Juli 2024 – Suku Dayak serba beragam dari sisi kebudayaan, atau dikenal dalam istilah multipolar.
Keberagamanan Kebudayaan Dayak sejalan dengan ideologi multipolar dalam BRICS (Brasilia, Rusia, India, China dan Afrika Selatan), kerjasama mitra sejajar, menghargai keberagaman dan tidak mencampuri urusan politik negara lain.
Ideologi multipolar terinspirasi dari Dasasila Bandung, 1955, digagas Presiden Indonesia, Soekarno dan Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru, dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Indonesia, 18 – 25 April 1955.
Suku Dayak menganut trilogi peradaban kebudayaan Asia, yaitu hormat dan patuh kepada leluhur, hormat dan patuh kepada orangtua, serta hormat dan patuh kepada negara.
Trilogi peradaban Kebudayaan Dayak, menjadi pembentuk karakter dan jatidiri Dayak beradat, yaitu berdamai dan serasi dengan leluhur, berdamai dan serasi dengan alam semesta, berdamai dan serasi dengan sesama, serta berdamai dan serasi dengan negara.
Faktor pembentuk karakter dan jatidiri manusia Dayak beradat, lahir dari sistem religi Dayak dengan sumber doktrin, mitos suci Dayak, legenda suci Dayak, adat istiadat Dayak, dan hukum adat Dayak.
Dengan menempatkan hutan sebagai simbol dan sumber peradaban (Aju: 2020). ***