CIREBON, KOMPAS.TV - Mudin, petani di Desa Bayalangu Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menunjukkan sesuatu yang menggelisahkannya hari-hari belakangan ini.
Di sepetak sawahnya, Mudin menemukan lebih dari 20 keong.
Telur keong yang merah muda, juga menempel di batang-batang tanaman padi.
Mudin menangani hama keong, dengan mengambil keong dan telur-telur satu per satu.
Meski memakan waktu lebih lama, cara ini lebih aman, ketimbang menggunakan pestisida yang membutuhkan biaya yang lebih besar.
Pasalnya, pestisida, urea, dan juga pupuk pendukung petani, sedang sulit didapat.
Petani diberi jatah 150 kilogram.
Baca Juga Tanaman Padi Diserang Hama Jamur dan Tikus, Petani di Madiun Terancam Gagal Panen di https://www.kompas.tv/video/490619/tanaman-padi-diserang-hama-jamur-dan-tikus-petani-di-madiun-terancam-gagal-panen
Padahal, mereka membutuhkan 500 kilogram untuk produksi padi 1 bau, atau setara 7000 meter persegi.
Petani Desa Bayalangu Lor juga mengeluhkan hama tikus, yang menggerogoti tanaman padi.
Petani kewalahan memikirkan solusi.
Bibit padi yang baru ditanam, banyak yang mati.
Akibatnya, modal yang sudah dikeluarkan menguap begitu saja dan menimbulkan kerugian.
Serangan hama tikus dan keong, membuat produktivitas panen menurun.
Petani hanya mendapatkan sekitar 4 hingga 5 ton gabah, dari normalnya 6 hingga 7 ton dari satu hektar lahan tanaman padi.
Kondisi petani makin terjepit, karena juga harus menghadapi fenomena el nino, membuat musim tanah mundur, dan membuat produksi panen juga turun.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/490943/petani-terancam-gagal-panen-akibat-serangan-hama-keong-dan-tikus