SUKABUMI, KOMPAS.TV - Wayang Kulit Gagrak Jawa Timuran, atau biasa disebut Jekdong.
Konon disebut Jekdong karena bunyi dari "Keprak" yang kemudian disambut dengan kendang hingga berbunyi dong.
Salah satu seniman Wayang Jekdong atau Gagrak Porongan adalah Ki Didik Iswandi.
Ia mengungkapkan bahwa kepopuleran seni pertunjukan, asal Kecamatan Porong ini dimulai sekitar awal kemerdekaan, yakni tahun 1945, dari Guru Besar dari Surabaya, Ki Gunarso.
Namun, asal-muasal dari Wayang Porongan ini dibawa oleh Raden Adipati Arya Suryodiningrat, keturunan ke-15 dari Kerajaan Majapahit yang tersebar ke Mojokerto hingga Surabaya.
Perbedaan mendasar antara wayang dari daerah Jawa Tengah, dengan wayang atau Gagrak Porongan ini bertumpu pada bahasa yang digunakan.
Bahasa yang dipakai, yakni khas bahasa suku atau bahasa khas Jawa Timur.
Seniman asli Desa Candipari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo ini ingin generasi muda, lebih mencintai, dan melestarikan budaya leluhur asli Indonesia, terutama wayang kulit.
Baca Juga Saat Budaya Jepang dan Thailand Menyatu Jadi Sebuah Hotel, Tengok Hotel Dusit Thani di Kyoto! di https://www.kompas.tv/video/455575/saat-budaya-jepang-dan-thailand-menyatu-jadi-sebuah-hotel-tengok-hotel-dusit-thani-di-kyoto
#wayangkulit #gagrakporongan #wayangjekdong
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/459262/turun-temurun-budaya-kerajaan-majapahit-tertuang-lewat-indahnya-wayang-kulit-gagrak-porongan