Tiga paslon, resmi mendaftar! Lengkap sudah kandidat capres-cawapres, yang akan berlaga di Pilpres 2024. Mereka siap mengambil hati rakyat, hingga hari pencoblosan 14 Februari 2024. Namun, ada yang berbeda dari Pilpres 2024. Sang putera mahkota, turut berlaga. Si sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai cawapres Prabowo!
Munculnya nama Gibran, tak lepas dari dikabulkannya gugatan batas usia capres-cawapres oleh Mahkamah Konstitusi. Putusan yang dibacakan Ketua MK, Anwar Usman, yang juga paman Gibran, disebut sebagai siasat muluskan langkah Gibran maju pilpres. Sebuah tudingan yang tak main-main! Apalagi, sentimen negatif berlanjut. Pascapenetapan Gibran sebagai cawapres, dugaan praktik politik dinasti Presiden Jokowi mengemuka. Di tengah situasi ini, muncul tanya, mampukan Presiden tetap bersikap netral dalam Pilpres 2024? Jurnalis Kompas TV, Ni Luh Puspa mencari jawabnya.
Pertama, Ni Luh bertemu Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Arif Hidayat. Bagaimana Arif melihat dinamika yang muncul di masyarakat pascaputusan MK? Mampukah MK mengembalikan kepercayaan publik atas dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Ketua MK Anwar Usman?
Ni luh juga bertemu Stanislaus Riyanta, Pakar Intelejen Universitas Indonesia. Benarkah sudah ada upaya menggerakan alat negara untuk memenangkan pasangan capres tertentu? Apa dampaknya bagi kamtibmas nantinya?
Terakhir, Ni Luh membahas komitmen netralitas Jokowi, serta kekhawatiran terjadi penggalangan kekuasaan untuk capres tertentu dalam kegiatan menuju Pemilu 2024 bersama Juri Ardiantoro, Deputi IV Kantor Staf Presiden.
Saksikan Ni Luh, setiap Senin, eksklusif di Kompas TV, Independen Terpercaya.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/457233/jokowi-netral-saat-gibran-cawapres-niluh-full