Kasus bullying dilaporkan terjadi di SMAN 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Diduga pem-bully-nya merupakan anak polisi dan ponakan dari anggota DPRD Langkat.
Keduanya bersama sejumlah siswi lainnya mem-bully teman saat berada dalam kelas pada Jumat (13/10/2023).
Video aksi bullying ini diunggah oleh sejumlah akun Instagram, salah satunya @trendsumut.
Pada awal rekaman terlihat pem-bully sedang mengerubungi korban yang sedang duduk.
Jilbabnya tampak ditarik berulang kali oleh seorang pem-bully, sedangkan siswi lainnya merekam aksi tersebut.
Tidak berhenti disitu, bagian sensitif korban juga dipengang.
Hingga Selasa (17/10/2023), video aksi bullying di SMA Langkat sudah ditonton 15 ribu kali.
Ratusan warganet ikut meramaikan dengan berbagai komentarnya. Termasuk di antaranya menyayangkan aksi bullying ini.
Tidak lama setelah video bullying viral, beredar juga rekaman keempat pem-bully meminta maaf.
Seorang siswi berinisial FDM berdalih aksi dirinya hanyalah candaan saja.
FDM dalam kesempatannya juga berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya kembali di kemudian hari.
Video permintaan maaf tersebut ditutup dengan para pem-bully meminta maaf langsung kepada korban dan memeluknya.
Diketahui, insiden bullying ini melibatkan sejumlah siswi SMAN 1 Stabat.
BNQ diduga ponakan anggota DPRD Langkat, FDM diduga anak polisi, dan A sebagai korbannya.
Ayah korban, W mengaku pertama kali mengetahui anaknya jadi korban bully saat dirinya didatangi guru di rumahnya pada Sabtu (14/10/2023) pagi.
Guru menjelaskan aksi bullying yang menimpa anaknya.
Mendengar hal tersebut, W lantas tidak terima dan meminta masalah ini diselesaikan di sekolah bukan di rumah.
W secara tegas meminta para pelaku dikeluarkan dari sekolah.
Menurutnya, langkah tersebut bisa membuat efek jera dan mencegah aksi bullying terulang kembali di kemudian hari.
"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah". "Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama."
"Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," kata W.
W dalam kesempatannya juga menanggapi video klarifikasi dari para pem-bully.
Ia tidak terima dengan permintaan maaf lantaran W tidak ada berada di lokasi saat video direkam.
Terakhir W menceritakan, kondisi anaknya masih drop setelah di-bully temannya.
Ia sementara waktu melarang anaknya itu tidak bersekolah, meskipun guru menyuruh untuk tetap datang ke sekolah.
Pihak SMAN 1 Stabat sudah turun tangan dengan mempertemukan keluarga korban dan pem-bully pada Senin (16/10/2023) kemarin.
Kepala Sekolah SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin menegaskan, pihaknya tidak akan mengeluarkan FDM dan kawan-kawannya dari sekolah.
Menurutnya, yang terpenting dalam kejadian ini adalah pemulihan mental korban.