Rumah Sakit Indonesia di Belit Lahiya, Jalur Gaza dikabarkan jadi sasaran serangan Israel. Seorang petugas dikabarkan tewas akibat serangan tersebut. Komite Penyelamatan Darurat Medis Indonesia (MER-C) mengutuk serangan udara negra zionis tersebut.
Rumah Sakit Indonesia diresmikan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla pada 9 Januari 2016. Rumah sakit tersebut telah merawat lebih dari 250 pasien setiap harinya. Dalam pidatonya, Kalla menggambarkan RS Indonesia sebagai simbol kerja sama yang akan mempererat hubungan bangsa Indonesia dan Palestina.
Rumah sakit senilai US$9 juta tersebut didanai oleh Komite Penyelamatan Darurat Medis Indonesia (Mer-C). Rumah sakit itu menjadipusat kesehatan baru pertama yang dibuka di Gaza sejak tahun 2006. Pembangunan Rumah Sakit Indonesia dimulai pada tahun 2011 di atas tanah yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza. Meski ada blokade di Gaza, namun rumah sakit ini akhirnya berdiri pada lima tahun kemudian.
Dilansir dari Opec Fund, Rumah Sakit Indonesia dikelola oleh sekitar 400 warga Palestina, dibayar oleh Kementerian Kesehatan Gaza, serta beberapa sukarelawan Indonesia. Kamar-kamarnya diberi nama sesuai nama donor dan 17 ribu pulau di Indonesia. Mer-C didirikan oleh sekelompok mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia.
Lembaga ini bertujuan untuk memberikan bantuan medis kepada korban perang, bencana alam, dan kejadian luar biasa lainnya, tanpa memandang agama, kebangsaan, atau golongan. Hingga saat ini, Mer-C telah meluncurkan misi di dalam negeri di Indonesia maupun di luar negeri di Afghanistan, Irak, Iran, Lebanon, Kashmir, Palestina, Filipina, Sudan dan Thailand. Anggotanya adalah sukarelawan yang tidak dibayar.
Dilansir dari laman mer-c.org, keberhasilan Mer-C dalam membangun RSI di Palestina menjadi poin penting. Hal tersebut karena mengingat bagaimana konflik bersenjata Israel-Palestina yang sampai saat ini masih berlangsung.
Tantangan dan kendala yang dihadapi relawan Indonesia di jalur Gaza bukan hal yang mudah. Hingga saat ini, bantuan terus disalurkan oleh rakyat Indonesia kepada warga Palestina. Baik melalui makanan, pakaian, maupun sarana yang dibutuhkan warga Palestina yang masih dihantui serangan Israel.