JEMBER, KOMPAS.TV - Karena harga anjlok, petani tomat dan terong di Jember Jawa Timur memilih tak panen dan membiarkan tanamannya membusuk. Hal itu dilakukan karena biaya operasional tak sebanding dengan harga penjualan.
200 hektar tanaman hortikultura jenis tomat dan terong di Desa Darsono Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember tidak dipanen dan dibiarkan membusuk oleh pemiliknya. Hal itu dilakukan karena harga jual tomat dan terong anjlok sehingga tak sebanding dengan biaya operasional, mulai dari tanam, pemupukan dan panen.
Harga tomat saat ini 500 rupiah per kilogram, padahal sebelumnya 3 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan harga terong anjlok menjadi seribu rupiah per kilogram dari 3 ribu rupiah per kilogram.
Harga tersebut tak sebanding dengan biaya produksi yang mencapai 30 juta rupiah per hektar. Belum lagi ditambah dengan ongkos kuli petik atau panen sebesar 100 ribu rupiah per hari.
Baca Juga Harga Beras Mahal, Warga di Blitar Beralih Konsumsi Jagung di https://www.kompas.tv/regional/445535/harga-beras-mahal-warga-di-blitar-beralih-konsumsi-jagung
Turunnya harga tomat dan terong diduga karena buruknya kualitas tanaman hortikultura di musim kemarau dan turunnya daya beli masyarakat di tengah tingginya harga kebutuhan pokok.
Selain di Kecamatan Arjasa, sebagian petani di Kecamatan Patrang, Jelbuk dan Ledokombo juga melakukan hal sama yakni tidak panen dan mempersilahkan warga untuk memetik.
#petani #tomat #terong
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/446609/harga-anjlok-petani-biarkan-tanaman-tomat-dan-terong-membusuk