SEMARANG, KOMPAS.TV - Kenaikan harga bahan bakar minya (BBM) non subsidi yakni, Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex belum berpengaruh terhadap penjualan di wilayah Jawa bagian tengah. Hal tersebut disebabkan kebanyakan konsumen pengguna BBM non subsidi sudah memahami kelebihan dan keunggulan dari BBM non subsidi.
Menurut Aji Anom Purwasakti, Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, konsumsi BBM non subsidi justru mengalami kenaikan sekitar 15 hingga 20 persen. Saat ini pihaknya terus berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan BBM non subsidi, sebab lebih banyak keunggulan BBM non subsidi.
"Alhamdulillah beberapa bulan terakhir konsumsinya cukup bagus, dimana untuk proporsi produk yang berkualitas, seperti Pertamax dan Dex di sini kurang lebih sekitar 15-20 persen," tegas Aji Anom.
Salah satu upayanya yakni, mengapresiasi para pelanggan setia pengguna BBM non subsidi, pihaknya memberikan cinderamata kepada mereka di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) saat hari-hari tertentu, seperti Hari Pelayanan Nasional. Tidak hanya di Kota Semarang, namun juga diberikan di Tegal, Cilacap, Yogyakarta, selain itu juga serentak di seluruh Indonesia.
Teguh, seorang pengguna Pertamax mengaku, sudah sejak lama menggunakan BBM Pertamax, sebab menurutnya pembakaran motor lebih sempurna dan perawatan lebih ringan. Menurutnya, kenaikan harga BBM kemarin tidak masalah karena tidak banyak, yang terpenting lebih bagus untuk kendaraannya dibandingkan BBM bersubsidi.
"Untuk kendaraan lebih bagus dalam pembakaran, dan perawatannya juga lebih bagus. Kalau harganya naik dan kualitasnya bagus, harga naik Rp 500 itu tidak apa-apa," ungkap Teguh.
Sebagai informasi, untuk wilayah Jateng rata-rata konsumsi harian BBM berkualitas yakni, Pertamax 1.902 kiloLiter (Kl) per hari, Dexlite 105 Kl per hari, Pertamina Dex 85 Kl per hari, dan Pertamax Turbo 53 Kl per hari.
#bbmnonsubsidi #pertamina #semarang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/441331/kenaikan-harga-belum-pengaruhi-penjualan-bbm-non-subsidi