KALIMANTAN UTARA, KOMPAS.TV - Jalan Malinau menuju Krayan, Kalimantan Utara terpantau masih memiliki banyak titik ekstrem dan berbahaya bagi pengendara yang melintas, terutama saat diguyur hujan.
Jalan yang sebagian besar merupakan tanah berbatu ini membentang sepanjang 203 kilometer.
Tanjakan terjal dan turunan curam, membuat kendaraan roda empat maupun roda harus ekstra hati-hati melintasinya.
Dalam ekspedisi ini, rombongan Gubernur bermalam di Semamu, Kabupaten Malinau, untuk bersiap menyeberangi sungai ke arah Binuang pada hari berikutnya.
Baca Juga Kebakaran Lahan Hutan di Wilayah Kubu Raya Kalimantan Barat Belum Padam di https://www.kompas.tv/video/432243/kebakaran-lahan-hutan-di-wilayah-kubu-raya-kalimantan-barat-belum-padam
Masuk ke daerah Binuang, Kecamatan Krayan Tengah yang berkabut dan berhawa dingin, kendaraan roda empat semakin mustahil menanjak tanpa bantuan alat berat atau ekskavator, termasuk mobil yang dinaiki Gubernur.
Sejumlah alat berat dari perusahaan yang mengerjakan proyek jalan pun dikerahkan, diantaranya PT Adhi Karya, PT Modern, PT Waskita, dan PT Duta Mega Perkasa.
Jalan Malinau-Krayan sudah tersambung oleh jalan nasional, dan ini berdampak secara ekonomi pada masyarakat Krayan sehingga tidak bergantung lagi dengan Malaysia.
Saat ini, kebutuhan pokok warga Krayan lebih murah dan mudah didapatkan dari Malaysia, dibandingkan Indonesia.
Kondisi ini dikarenakan medan yang berat menuju Krayan.
Meski sudah bisa digunakan, akses jalan Malinau-Krayan masih berbahaya dan berisiko tinggi.
Oleh karena itu, Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang, berharap target rampungnya jalan Malinau-Krayan pada 2029 dapat terwujud.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/436976/gubernur-kaltara-targetkan-jalur-manilau-krayan-bisa-rampung-pada-2029