SRAGEN, KOMPAS.TV - Sebanyak 3.265 jiwa atau sekitar 900 keluarga di empat kecamatan, di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen terus menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan.
Setiap tiga hari sekali BPBD mengirimkan setidaknya tiga unit truk tanki berkapasitas 5.000 liter air bersih. Bantuan awalnya disalurkan ke dua wilayah yakni di wilayah Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumber Lawang, dan wilayah Glagah, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen. Namun, kini permintaan bantuan air bersih meluas hingga ke Kecamatan Jenar dan Kecamatan Miri.
Sejak Juni lalu BPBD telah memprediksi dan memetakan nantinya ada tujuh kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih, diantaranya Sumberlawang, Miri, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, dan Jenar. Bantuan air bersih akan terus disalurkan ke dusun-dusun yang terdampak kekeringan.
"Mulai bulan Juni kemarin sudah mengalami kekeringan. Alhamdulillah dari BPBD, dari Pak Dukuh sudah koordinasi masalah bantuan air bersih. Alhamdulillah Sabtu dan Minggu bisa," ucap Sunardi, Bayan Dukuh Kowang.
"Yang terdampak kekeringan ada empat kecamatan, terdiri dari Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Miri, Kecamatan Tangen, dan Kecamatan Jenar. Sampai saat ini wilayah tersebut sudah kami dropping air bersih melalui kepala desa, yang diketahui oleh camat setempat. Setelah itu kami kelapangan, apakah layak atau tidak untuk bantuan air bersih. Sekiranya layak, kita langsung dropping ke masyarakat yang sangat membutuhkan," jelas Triyono, Kepala Pelaksana BPBD Sragen.
Badan meteorologi klimatologi dan geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau tahun 2023 melanda sebagian wilayah Indonesia, dan akan terjadi pada Agustus mendatang.
#kekeringan #sragen #bpbd
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/428522/krisis-air-bersih-di-sragen-meluas-di-7-kecamatan