GUNUNGKIDUL, KOMPAS.TV - Dinas Kesehatan Gunungkidul, Yogyakarta, telah mengambil sampel darah dari 125 orang warga yang disinyalir terjangkit antraks. Hasilnya, sebanyak 85 orang dinyatakan positif antraks dengan 18 orang di antaranya positif antraks dengan gejala, dan sisanya tanpa gejala.
Warga merasakan gejala seperti mual, pusing, hingga munculnya warna hitam di beberapa bagian kulit. Dinas Kesehatan Gunungkidul terus melakukan tracking warga diduga terpapar antraks.
Usai dilakukan penelusuran, dinas kesehatan mengetahui penyebab dari menyebarnya antraks dikarenakan seekor sapi yang diduga positif antraks mati, dan justru disembelih oleh warga dan dibagi-bagikan atau yang lebih dikenal dengan istilah brandu.
"Dari data saya ini, setelah turun ke lapangan ada yang meninggal, lalu kami melakukan penelusuran untuk melihat ada tidak yang bergejala. Kemudian kami ambil sampel darah, terus serumnya semua yang terpapar daging diduga karena antraks. Kemudian hewan karena sakit, konsumsi masyarakat yang kontak dengan daging itu akan diambil sampel darahnya, itu ada 125 orang yang kita ambil, dari 125 orang yang positif ada 85 orang," terang Dewi Irawati, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul.
Dinas Kesehatan Gunungkidul mengimbau kepada warga agar aktif melaporkan hewan sakit ke petugas serta jangan melakukan brandu atau mengkonsumsi hewan mati karena sakit, untuk menghindari penyebaran antraks yang meluas.
#antraks #gunungkidul #dinkes
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/423121/makan-daging-sapi-sakit-85-warga-positif-antraks-satu-meninggal