SULAWESI SELATAN, KOMPASTV - Untuk bisa tiba di sekolah, murid-murid sebuah Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan harus menyeberang sungai menggunakan rakit yang terbuat dari gabus.
Ini terpaksa dilakukan sejak jembatan penyeberangan rusak diterjang banjir sebulan yang lalu.
Tiba di sekolah adalah urusan yang penuh risiko bagi para siswa SD Negeri 478 Barowa, Kecamatan Bua, Luwu, Sulawesi Selatan.
Sejak jembatan rusak diterjang banjir sebulan lalu, anak-anak harus menyeberang sungai selebar 20 meter menggunakan gabus yang dijadikan semacam rakit.
Siswa yang lebih besar biasanya bertugas menjalankan rakit gabus dengan berpegang pada seutas tali. Setibanya di seberang, kaki mereka berpijak pada balok yang ditata seadanya pada akar pohon bakau untuk naik ke daratan.
Jika air sedang tenang, para siswa bisa tiba di seberang tanpa kendala. Namun, jika ada perahu yang lewat, gelombangnya mengganggu penyeberangan. Belum lagi saat air pasang atau debit air tinggu seusai hujan. Tidak jarang, para siswa tidak masuk karena harus menghadapi kendala akses ke sekolah.
Warga Desa Barowa umumnya adalah nelayan yang memiliki perahu. Namun, perahu-perahu digunakan mencari ikan hingga siang hari, sehingga tidak bisa mengantarkan anak-anak menyeberangi sungai.
Selain menyeberang sungai, menuju sekolah ada jalan alternatif. Namun jalan itu membuat jarak tempuh lebih jauh dan kondisinya juga rusak.
Selain anak sekolah, rakit gabus juga digunakan warga untuk menyeberang menuju pasar atau pusat keramaian di kecamatan.
Baca Juga Kisah Andita, Murid SD di Luwu Nekat Seberangi Sungai dengan Gabus Demi ke Sekolah di https://www.kompas.tv/video/415334/kisah-andita-murid-sd-di-luwu-nekat-seberangi-sungai-dengan-gabus-demi-ke-sekolah
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/415683/perjuangan-siswa-sd-di-luwu-sebrangi-sungai-pakai-rakit-gabus-untuk-tiba-di-sekolah